Selasa, 25 Desember 2007

JOURNAL Media Design Residency 3

Day 22-23 – Knowledge Sharing

(Curup) 24-26 Desember 2007

Wah ketemu lagi...terlambat lagi posting!
Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali..he3 (terkesan bela diri yha..)

Yap, tapi itu mungkin juga gambaran dari pergerakan tim MDR Bengkulu dalam agenda knowledge sharing. Mestinya agenda ini dilaksanakan dari awal kedatangan kami, tapi ternyata hari ke 21 baru dapat kami laksanakan. Faktor komunikasi antara komunitas menjadi salah satu penyebab molornya agenda ini. Tapi ya ga papalah..positifnya, jadi mau ga mau saya harus peras otak buat bikin silabus singkat materi pengajaran. Alkisah setelah melalui “undangan” resmi, akhirnya berkumpullah beberapa orang mulai dari mahasiswa, kelompok tani dan tukang ojek. Hmm..sebuah tantangan unik. Akhirnya saya bagi kedalam 2 tim, yang ingin konsen ke desain atau ke ilustrasi. Untugnya ada 2 orang yang telah belajar terlebih dulu menguasai CorelDraw dan Photoshop, jadi sangat membantu. Antusiasme nya?...Luar Biasa bro!


Day 18 – Idul Adha (Kolesterol Day)
(Curup) 20 Desember 2007

Idul Adha tiba!Yap, hari raya kurban yang juga populer dengan sebutan lebaran haji ini harus saya lalui di Curup. Sedih, surprise dan segalanya jadi satu..blm lagi berita dari duet Ata-Jino yang katanya hari ini mengungsi ke Bukittinggi karna ada kabar tsunami tanggal 23 Desember nanti. Hmm..semoga hari-hari terakhir residen disini bisa dilalui tanpa kehilangan semangat karena itulah aset yang saya rasa paling berharga saat ini, disini. Doakan...


Day 16 – Sanggar Bakti TU
(Curup) 18 Desember 2007

Kembali lagi ke Talang Ulu. Yap, tempat yang jaraknya sekitar 5 km ini harus saya datangi lagi karena kebutuhan akan masukan yang lebih aktual. Target saya hari ini adalah Sanggar Bakti yang berlokasi di depan MIM 14 Tl. Ulu (masih ingat??). Ngobrol dengan pimpinan sanggar selama hampir 1 jam lumayan memberi masukan baru. Anehnya banyak pandangan lain dari beliau tetang pengetauan lokal yang saya dapat selama ini. Wah...belum lagi ketidaktahuan beliau akan beberapa kearifan lokal yang menurut teman-teman relawan sangat popuer disini..Hmm!!


Day 12-15 –Literatur Lokal
(Curup) Desember 2007

Saya baru menyadari keluhan P’fahmi tentang sedikit (baca : tak adanya) literatur lokal tentang budaya visal lokal. Beberapa hari ini saya coba memburu melalui perpustakaan daerah, toko buku, sekolah dan lainnya..hasilya, NIHIL besar!! Kalaupun ada yang berbau lokal mungkin hanya berhubungan dengan laporan keuangan, upacara pernikahan lokal dan lainnya...Hmm!! Mungkin kedepan kita harus ”menyisakan” pikiran dan waktu sekedar untuk mendokumentasikan karakter visual lokal yang ada di tempat kita masing-masing agar masalah semacam ini tidak dialamai oleh generasi selanjutnya....


Day 10-12 – Rest!!
(Curup) Desember 2007


Sory guys,untuk beberapa hari kebelakang ini tidak ada posting baru..Akselerasi lapangan sejenak aku rehatkan untuk coba mikir arahan

ART DIRECTION Desain Visual, Media dkk-nya. Fadly sendiri lagi coba mikir araha ilustrasi dan kemungkinan format media dll. Tapi, Rabu 13 desember lalu kami sempat mengikuti upacara Cuci Desa di Seguring yang masyarakatnya masih teramat lekat dengan budaya suku Rejang (suku asli sini red.). Upacara ini untuk membersihkan dosa yang ada didesa mereka agar terjauh dari musibah. Lumayanlah jadi pengalaman spiritual baru bagi kami..hmmm!

Ohya, pakabar saudara-saudara desainer se-residenku?? Sudah “berlari”sejauh apakah kalian...bagi contekan euy,hehe..!!

Upacara Cuci Desa Seguring


Day 9 – Holiday in Office (Lagi.)!!

(Curup) Selasa, 11 Desember 2007

Akibat jadwal ulangan disekolah yang tak terperhitungkan oleh kami serta kesibukan pribadi para volunteer, hari ini jadwal kunjungan ke sekolah di Talang Ulu dan Talang Rimbo kami batalkan.

Agenda hari ini saya isi untuk mempelajari tipografi huruf asli suku Rejang disini. Masyarakat rejang menyebutnya dengan huruf KAGANGA. Namun setelah menjadi tulisan akan disebut tulisan rencong. Anatomi dan karakter huruf Kaganga sangat khas dan berorientasi pada garis tegak vertikal, senuansa dengan sifat & karakter orang sini. Sebenarnya, kegiatan ini mengigatkan saya pada masa sekolah dulu dimana saya harus belajar muatan lokal tentang huruf Lampung yang bernama Kaganga juga. Bedanya huruf Rejang memiliki jumlah “keluarga” yang lebih kompleks. Awalnya kaku untuk menulis kata demi kata. Namun mejadi sungguh menarik apabila terus dilakukan...Dibantu beberapa ABG yang datang ke kamp untuk sharing tetag desain, kegiatan ini jadi cukup mengasyikan.

Hmm, lagi lagi hari ini saya kembali dihadapkan pada pengalaman baru.


3 komentar:

idansicikal mengatakan...

Woi.
Masih merasa terombang-ambingkah setelah merasakan langsung gempa di tempat yang sering kejadian bencana karena gempa itu?
Aku kaget pas denger kabar itu. Tapi lewat sms, aku tahu kalian baik-baik saja. Apalagi yang meminta pengunduran kepulangan. Itu berarti kalian sudah tidak parno lagi. Hahay...
Tulisan kalian bagiku adalah paling akademis dan sistematis (meski aku ga tahu yang gimana yang akademis dan sistematis itu). Serius, lah bahasana mah.
Tapi gapapa. Keren malah.
Meski kalian ga bikin mural, minimalnya tulisannya ga bikin murel (pusing pengen muntah).
Oiya, sisa wktu sekarang sempetin ngajarin anak2 disana internet ya. Biar pada keren kaya kalian gitu, deh...
Mesti loh...
Ditunggu kabarnya.
Tahnxlovesorry.embrace...

ata tulastulis mengatakan...

betul tuh wan, perekaman visual di negara ini masih kurang, hese urang mah googling dengan word "indonesa" di internet, aslina hese, kcuali "gadis bugil indonesia" murudl tah, sok cobaan, heihihihi...

Fahmi mengatakan...

...Hmm!! Mungkin kedepan kita harus ”menyisakan” pikiran dan waktu sekedar untuk mendokumentasikan karakter visual lokal yang ada di tempat kita masing-masing agar masalah semacam ini tidak dialamai oleh generasi selanjutnya.......

kayaknya bisa banget dimulai dari sekarang, manfaatin dokumentasi aset-aset visual daerah yang ada ...